Portal Nusantara News.id BANGKALAN – Kegiatan rutin Lailatul Ijtimak Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Blega berlangsung khidmat dan penuh semangat pada Minggu malam, 6 Juli 2024, sekitar pukul 19:30 WIB.
Acara yang digelar di kediaman Kepala Desa Lombeng Laok, Machfud Muhtar, ini dipenuhi jamaah Nahdliyin dari berbagai penjuru Blega.
KH Abdul Hannan Sya’roni, S.Pd., Ketua Tanfidziyah MWCNU Blega, dalam sambutannya menegaskan pentingnya konsistensi pelaksanaan Lailatul Ijtimak. Menurutnya, kegiatan ini bukan hanya sebagai ajang silaturrahmi, tetapi juga menjadi sarana penguatan organisasi dan pemeliharaan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah.
“Kami menekankan pentingnya Lailatul Ijtimak sebagai forum konsolidasi, silaturrahmi, dan penguatan organisasi NU dari ranting hingga cabang. Ini bagian dari menjaga kecintaan terhadap akidah Ahlussunnah wal Jama’ah,” paparnya.
Yang membuat Lailatul Ijtimak kali ini terasa istimewa adalah kehadiran tokoh-tokoh penting dari keluarga besar Syaichona Muhammad Kholil Bangkalan. Hadir KH Makki Nasir, M.Pd., Ketua Tanfidziyah PCNU Bangkalan; KH Muhammad Nasih Aschal, M.Pd., anggota DPRD Provinsi Jawa Timur sekaligus Ketua Panitia Pembangunan Gedung PCNU Bangkalan; serta Mathari, SH, anggota DPRD Bangkalan. Seluruh kepala desa se-Kecamatan Blega juga turut meramaikan acara tersebut.
Serangkaian kegiatan seperti pembacaan Surat Yasin, rotib Syaichona Kholil, dan sholawat Nabi membuka acara.
Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari tokoh-tokoh NU.
KH Makki Nasir dalam tausiyahnya mengangkat analogi buah sebagai refleksi diri dalam beribadah. Ia menyampaikan bahwa jika seseorang mulai merasa hambar dalam beribadah, berarti hatinya sedang sakit.
Obatnya adalah dengan memperbanyak dzikir dan menghadiri majelis-majelis keagamaan seperti Lailatul Ijtimak.
“Kalau kita makan buah pisang tapi tidak terasa seperti pisang, bukan buahnya yang salah, tapi lidah kita yang sedang sakit. Begitu pula dengan ibadah. Kalau terasa berat, itu tandanya kita perlu berobat dengan dzikir dan majelis ilmu,” tegasnya.
Sementara itu, KH Muhammad Nasih Aschal, dalam sambutannya menjelaskan bahwa dirinya telah tujuh bulan dipercaya sebagai ketua panitia pembangunan gedung PCNU Bangkalan. Proses saat ini masih berada pada tahap pembebasan lahan.
Ia mengajak seluruh elemen NU, khususnya MWCNU dan ranting NU se-Blega, untuk ikut berinfaq demi menyukseskan proyek strategis tersebut.
“Kami mengajak seluruh warga Nahdliyin untuk turut serta memberikan infaq. Gedung PCNU bukan hanya kantor, tapi pusat gerakan keumatan,” ajaknya.
Acara berlangsung dengan penuh kekhidmatan, menunjukkan kuatnya semangat ukhuwah dan komitmen warga NU di Kecamatan Blega dalam menjaga warisan ulama dan mendukung program strategis jam’iyyah.(Pnn)